Terima Kasih Sudah Singgah Satumat

Daftas Isi

Senin, 26 Juli 2010

Menjelang Ramadhan Pedagang Kembang Api Kian Marak

Pedagang kembang api kian marak bermunculan di Kota Bogor jelang Ramadhan, dan keberadaan para pedagang ini sudah terlihat di sudut-sudut dan pinggiran pasar, jalan dan ruko-ruko sejak seminggu yang lalu.
Puluhan kembang api, mulai dari ukuran besar hingga kecil berbagai model dan bentuk dijajakan para pedagang di atas meja seukuran setengah meter.

Sudah menjadi tradisi setiap bulan Ramadan kembang api dan petasan dijual untuk memeriahkan suasana Ramadan. Penggunaan kembang api dan petasan terus berlanjut hingga memasuki lebaran Idul Fitri.
Berjualan kembang api di bulan Ramadhan adalah dagangan musiman yang banyak dilakoni beberapa pedagang. Para pedagang ini berjualan dari pagi hingga malam hari.

Menurut Ujang (38) salah satu penjual kembang api di pinggir Jalan Kapten Muslihat, Minggu, kembang api tersebut ia dapatkan dari salah seorang agen di kawasan Bogor.
Kembang api tersebut didatangkan dari kawasan Jabodetabek, dijual dengan harga berfariasi mulai dari Rp1.000 per biji jenis kembang api kecil dan Rp25.000 per bungkus untuk jenis kembang api besar.
Ujang memilih jualan kembang api tersebut, karena omset yang dihasilkan lumayan untuk menambah pendapatan di hari lebaran. Untuk berjualan kembang api kecil-kecilan, ujang butuh modal kurang lebih Rp1,5 juta.
“Lumayan untungnnya, untuk nambah-nambah uang saat lebaran, karena ini dagangan musiman,” kata Ujang.
Saat ditanya apakah dia menjual petasan yang dilarang penjualannya karena sangat menganggu lingkungan, Ujang membantahnya. Karena menurut dia, menjual petasan tidak baik. Kalau terjaring razia, barang dagangannya akan diambil oleh petugas.
“Jualan petasan tidak boleh, kalau ketauan berjualan bisa dirazia, rugi saya,” ujar pria yang juga bekerja sebagai buruh di pasar ini.
Berjualan kembang api saat ini menurut Ujang masih sepi pembeli, karena belum memasuki bulan Ramadan. Ia memprediksikan penjualan akan meningkat bisa sudah masuk bulan Ramadan.
Selama satu minggu berjualan, perharinya ujang hanya mendapatkan untung Rp25.000 saja, itupun bisa kurang. Menjual kembang api juga ada kendalanya, selain terjaring razia karena diduga jualan petasan, juga jika hujan datang terpaksa dagangan diselamatkan agar tidak basah.
Jelang Ramadan, suasa memasuki bulan nan suci sudah mulai terlihat, dari para penjual kembang api, jajanan Ramadan dan lantunan Sholawat Nabi yang makin sering membahana di setiap mesjid. Dentuman petasan dan suaran derak kembang api pun sudah mulai terdengar dikomplek-komplek perumahan di Kota Bogor.
Menurut pengamatan, Ramadan akan jatuh pada tanggal 11 Agustus. Tradisi lain jelang Ramadan, adalah naiknya sejumlah harga barang kebutuhan pokok, seperti beras, tepung, gula, minyak goreng, ayam potong, telur ayam dan aneka sayur-sayuran. Kondisi ini membingungkan masyarakat.
Ujang memilih berjualan kembang api untuk memenuhi kebutuhan hidup yang makin tinggi jelang Ramadan. Namun ia berharap keberkahan Ramadan tidak hilang dengan sulitnya perekonomian saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails