Selain Surabaya, acara serupa juga digelar serentak di Jakarta, Bandung, dan Gombong. Keempat kota ini merupakan tempat berarti bagi Martha Tilaar. Sebab dia dilahirkan di Gombong, Jawa Tengah, dan perjalanan karirnya berada di tiga kota lainnya
.Khusus untuk Gombong, dicatat pula pencapaian rekor MURI penggunaan batik khas Gombong secara bersamaan dalam satu acara.
“Panitia terpaksa menolak peserta di Kota Gombong, sebab jumlahnya melebihi kapasitas lokasi di Benteng Van der Wijck,” ujar Hartarto Santosa, CEO Martha Tilaar Group.
Jumlah seluruh peserta dari keempat kota yang dipatok 10.000 orang pun jadi berkembang hingga 12.500 orang.
Peserta di Surabaya dituntun dua instruktur dari Martha Tilaar, Maya Laratsmi dan Dewi Theresya. “Sebelum memakai make up, bersihkan wajah dulu. Susu pembersih tak boleh diusap-usap pada wajah begitu saja, ada cara-cara tertentu,” papar Maya.
Setelah itu, mereka dikenalkan pada berbagai jenis peralatan make up.
Para peserta ini mendaftar sejak sebulan sebelum acara dimulai. Pendaftaran dilaksanakan di konter Beauty Advisor yang tersebar di seluruh Jatim. Mereka datang dari berbagai kota di Jatim. Seperti Banyuwangi, Pamekasan, dan Sumenep.
“Lumayan dapat pelajaran baru tentang merias wajah. Meski jauh tidak masalah, wong masuk di acara Dahsyat,” ujar Sumiyati, 35, yang datang dari Banyuwangi bersama sembilan teman lainnya, sembari tertawa. Dia sudah berada di Surabaya sehari sebelumnya dan menginap di rumah seorang relasi.
Bertema Beautifying Indonesia, kegiatan ini mengangkat kecantikan yang peduli pada pendidikan, penghijauan, budaya, dan pemberdayaan kaum perempuan. Selain itu, MTG juga menyerahkan 40.000 buku ke perpustakaan yang dikelola oleh program talkshow di televisi swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar